MAKALAH
AQIDAH ISLAM
Kelompok 6
1.
Yoga Aji Saputra :
1617021093
2.
Nita Reny Karlina :
1617021089
3.
Maura Triska Febriana :
1657021005
4.
Zikra Fardhira :
1617021012
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang
maha megetahui dan maha bijaksana yang telah memberi petunjuk agama yang lurus
kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan
kepada nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang
baik .
Dan segalah Syukur kehadiran
Allah SWT yang telah memberikan anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami
untuk dapat menyelesaikan makalah ini . makanlah ini merupakan pengetahuan
tentangkonsep aqidah dalam islam, semua ini di rangkup dalam makalah ini , agar
pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di pahami dan lebih singkat dan
akurat .
Sistematika makalah ini dimulai
dari pengantar yang merupakan apersepsi atas materi yang telah dan akan dibahas
dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca akan masuk pada inti pembahasaan dan
di akhiri dengan kesimpulan , saran dan makalah ini. Diharapkan pembaca dapat
mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep aqidah islam,kami penyusun
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.
Terimakasih.
Terimakasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bandar Lampung, 11
September 2016
DAFTAR
ISI
1. .
Kata
penghantar…………………………………………………………………… iii
2.
Daftar isi ………………………………………………………………………….. v
BAB I
Pendahuluan ………………………………………………………………. 1
1. Latar belakang …………………………………………………..…….. 1
2. Rumusan masalah ………………………………………………...…… 2
3. Tujuan makalah ……………………………………………………..… 2
4.
BAB II
Pembahasan ……………………………………………………….....…..... 3
1. Pengertian ……………………………….………………………....…. 3
2. Ruang lingkup aqidah ………………………………………………….. 4
3. Dalil-dalil aqidah islam …………………………………………………. 5
4. Aqidah yang benar dalam islam …………………………….…………... 7
5. Aqidah ala ahlus sunah …………………………………….……….....… 9
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ……………………………..…………. 10
5. .
BAB III
Penutup ………………………………………………………………..….. 12
1.
Kesimpulan ………………………………………………………..…... 12
2.
Saran ……………………………………………………………..….... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Ni1ai suatu
ilmu itu ditentukan ofeh kandungan ilmu tersebut. Semakin besar dan bermanfaat
nilainya semakin penting untuk dipelajarinya. Ilmu yang paling penting adalah
ilmu yang mengenakan kita kepada Allah SWT, Sang Pencipta. Sehingga orang yang
tidak kenal Allah SWT disebut kafir meskipun dia Profesor Doktor, pada
hakekatnya dia bodoh. Adakah yang lebih bodoh daripada orang yang tidak
mengenal yang menciptakannya?
Begitu
pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul
membimbing ummatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah pada bagian ini,
karena aqidah adafah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepatanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus
direhabilitisi adalah kepalanya lebih dahulu. Disinitah pentingnya aqidah ini.
Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah
kunci menuju surga.
Aqidah
secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah
suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut
terminologi syarat (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat,
Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik
dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam
syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara
perbuatan (ibadah). Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu
cara-cara amal atau ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk
ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik buruknya atau diterima
atau tidaknya bergantung yang pertama.
Makanya
syarat diterimanya ibadah itu ada dua, pertama : ikhias karena Allah SWT yaitu
berdasarkan aqidah islamiyah yang benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai
dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut amal sholeh. Ibadah yang memenuhi
satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti petunjuk Rasuluflah SAW
tertolak atau mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena faktor
manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi
dua kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii
110 yang artinya : "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,
maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia
me.mpersekutukan. seorangpun cialam befibadah kepada Tuhannya. “
Aqidah
adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan kita sebagai
manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang
beriman (mu’min).
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.
Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang shahih.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?
1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?
2. Apa saja ruang lingkup aqidah ?
3. Apa sajakah dalil-dalil tentang aqidah islam ?
4. Bagaimana aqidah yang benar dalam islam ?
5. Bagaimana aqidah ala ahlus sunah ?
6. Manfaat aqidah bagi umat islam ?
3. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
1. Menjelaskan pengertian aqidah
2. Menjelaskan ruang lingkup aqidah.
3. Menerangkan dalil-dalil tentang aqidah islam.
4. Memaparkan aqidah yang benar dalam islam.
5. Menyampaikan dalil yang benar tentang aqidah
6. Memaparkan manfaat aqidah bagi umat islam.
BAB II
Pembahasan
1. Pengertian
·
Pengertian aqidah dalam bahasa arab
berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti
kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan
ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
·
Pengertian aqidah secara istilah adalah
iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang
menyakitinya.
·
Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu
iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya, dan hari akhir serta pada
qada dan qadar.
·
Menurut
M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan
tak dapat beralih dari padanya.
·
Aqidah
menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama
dan terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang
tidak boleh dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh
keragu-raguan.
·
Syekh
Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan
bersih dari kebimbangan dan keragu-raguan.
·
Menurut
Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu.
·
Menurut Abdullah Azzam, aqidah
adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti menurut pengertian
ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT,
Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan
Qadha dan Qadar-Nya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang
teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan segala pelaksanaan kewajiban,
bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan rasul-rasulnya,
hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.
2. Ruang
lingkup Aqidah
Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat
Islam atau iman. Karena itulah, secara formal, ajaran dasar tersebut terangkum
dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian para ulama dalam
pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman yaitu: iman kepada Allah, iman kepada
malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani seperti jin, iblis, dan
setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah, iman
kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai berikut:
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai berikut:
1. Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan ilah (Tuhan, Allah),
seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan
(af’al) Allah dan sebagainya.
2. Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan mengenai
kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3. Ruhaniyat: yaitu
pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4. Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala
sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’, yaitu dalil naqli berupa
al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga
bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1.
Iman
keppada Allah SWT
2.
Iman
kepada malaikat-malaikat Allah
3.
Iman
kepada kitab-kitab Allah
4.
Iman
kepad Nabi dan Rasul
5.
Iman
kepada hari Akhir
6.
Iman
kepada Qada dan Qadar
3.
Dalil-dalil
Aqidah Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki
kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya,
sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu
yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu
bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh
dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan
(asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Aqidah Islam juga menuntut
hanya nabi Muhammad saw sebagai satu-satunya panutan di antara semua makhluk
yang ada. Tidak boleh mengikuti selain Rasulullah Muhammad, dan tidak diterima
selain dari beliau. Beliaulah yang telah menyampaikan syari’at Rabbnya. Tidak
diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau (siapapun orangnya), atau
dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum. Seorang
muslim wajib mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan
firman Allah Swt:
مَنْ يُطِعِ
الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka
sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian
dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
قُلْ أَطِيعُوا
اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا
حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى
الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah
kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah
apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata
apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu
mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
قُلْ أَطِيعُوا
اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْكَافِرِينَ
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya;
jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali
Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari
kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza
wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah
untuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam banyak tempat (dalam
al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai
Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali
Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
فَآمِنُوا
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
وَمَا ءَاتَاكُمُ
الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul
kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
Akidah
Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan totalitas.
Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian
lainnya, atau menerapkannya secara bertahap.
Kita
tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya. Seluruh
hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau
membayar zakat, karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu
hukum zakat. Disamping itu Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan
antara satu hukum dengan hukum yang lain, atau orang-orang yang beriman
terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur terhadap sebagian lainnya. Mereka
diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah,
antara lain pembuktian adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan
adanya Rasul dan pembuktian bahwa al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad
saw adalah seorang Rasul. Semua itu dibahas berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli
yang berasal dari al-Qur’an dan Hadits mutawatir. Meraka telah membahas pula
perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal kepada Allah, serta perkara
hidayah (petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).
4.
Aqidah yang benar dalam islam
Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah
aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para shahabatnya.
Aqidah ini tidak terlalu rumit serta tidak terjebak dengan perdebatan masalah
teologis yang membingungkan. Aqidah ini bisa dicerna dengan mudah oleh para
ilmuwan, filosouf dan rakyat kebanyakan.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang
diperuntukkan untuk semua kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari
pecahan-pecahannya yang sering terjebak beradu argumen dengan aliran teologi
barat yang cenderung asyik bermain di wilayah logika semata.
Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah
aqidah ini mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam
hati para penganutnya, sehingga mampu mengubah kehidupan miskin dan terbelakang
menjadi peradaban besar dunia yang eksis bukan hanya pada masalah ukhrawi
tetapi juga masalah duniawi.
Sedangkan aliran-aliran ilmu kalam itu tidak pernah melahirkan sebuah
gerakan besar, bahkan cenderung melahirkan orang-orang yang berpikir nyeleneh
dan menyimpang dari kehidupan normal. Kadang-kadang mengaku jadi tuhan,
kadang-kadang mengatakan bahwa tuhan menyatu dalam dirinya dan kadang-kadang
lagi menyatakan dirinya tidak butuh lagi dengan nabi dan rasul karena
kedudukannya sudah sama.
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah sukses
mengatarkan masyarakat gurun yang tadinya menyembah batu dan kurma berubah
seratus delapan puluh derajat menjadi tatanan masyarakat baru yang maju, modern
dan berkebudayaan tinggi.
Dengan aqidah ini, seorang budak mampu berdiri tegak di depan raja-raja
dunia sambil menawarkan pilihan untuk masuk Islam, bayar jizyah atau perang.
Dengan aqidah ini, generasi pertama umat ini mampu menaklukkan tiga
imperium besar dunia dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu gerbang
kehidupan kosmopolitan yang besar dan disatukan dalam sebuah khilafah terbesar
sepanjang sejarah.
Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, aqidah ini tidak akan
pernah hilang di telan zaman, karena semua doktrin dan ajarannya telah
diabadikan dalam kitab suci abadi hingga akhir zaman.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini adalah
aqidah ahli sunnah wal jamaah, yaitu aqidahnya orang yang mengukuti sunnah
Rasulullah SAW dan jamaah shahabatnya atau yang dikenal sebagai ahlus sunah wal
jamaah.
5.
Aqidah ala ahlus sunah
Adapun ciri-ciri
aqidah ahlus sunah adalah sebagai berikut.
1. Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal
ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah berdasarkan Kitab dan Sunnah serta
Ijma’ para Salafush Shalih, yang jauh dari keruhnya hawa nafsu dan syubhat.
2. Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan
total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab aqidah ini adalah iman kepada sesuatu
yang ghaib.
3.
Aqidah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika
yang benar, bebas dari syahwat dan syubhat.
4.
Sanadnya
bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in
dan para imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan
5.
Ia
adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak
ada yang rancu, masih samar-samar maupun yang sulit.
6.
Selamat
dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan karena bersumber pada wahyu ilahi.
7.
Ia
adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat,
keadaan dan umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.
8.
Ia
adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai
benturan yang terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi,
Nashrani, Majusi maupun yang lainnya..
9.
Aqidah
Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena,
tidaklah umat Islam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan
tempat kecuali karena mereka berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah
10.
Ia
akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan
gelisah, tidak akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini
menghubungkan antara orang mukmin dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai
Tuhan, Pencipta, Hakim dan Pembuat Syari’at. Maka hatinya akan merasa aman
dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang atas ketentuan-ketentuan hukum-Nya, dan
pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.
11.
Tujuan
dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan
dalam beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan
kepada selain-Nya.
12.
Ia
akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua’malah. Aqidah ini memerintahkan
pengikutnya melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap
kejahatan. Ia memerintahkan keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka
dari kezhaliman dan penyimpangan.
13.
Ia
mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala
sesuatu.
14.
Ia
membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab ia
mengetahui bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat,
karena itu mereka mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.
15.
Ia
menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini
akan terwujud keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada
Allah dan kewajiban beribadah kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain
16.
Aqidah
ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.
17.
Mengakui
akal, tetapi membatasi perannya.
18.
Mengakui
perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Ia meluruskan dan
membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai
alat perusak dan penghancur.
19.
Ia
menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik,
ekonomi, pendidikan atau persoalan lainnya.
6.
Manfaat Aqidah Bagi Umat Islam
Aqidah Islam
merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.Oleh
sebab itu memepelajari aqidah islam sangatlah bermanfa’at. Karena Aqidah
Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak
diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu
banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah
lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan
menjamin kebahagiannya dunia akherat.
Adapun manfaat mempelajari aqidah
islam diantaranya;
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.
5) Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari kekalnya Neraka.
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh dari kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.
5) Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari kekalnya Neraka.
Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya:
1.
Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik
bentuknya kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2.
Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan
suka maupun duka.
3. Dia
merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang
rizki, terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut
mati. Sehingga dia penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah
memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada
Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan
persamaan. Tidak beda antara miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar
pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan hitam dan antara Arab dan
bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
2. SARAN
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan. Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Aqidah merupakan hal yang sangat penting namun sering kali diabaikan. Persoalannya adalah bagaimana kita ber-aqidah yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Karena dewasa ini telah banyak bertebaran aqidah yang mengatasnamakan islam namun melenceng dari tuntunan yang berlaku.
Marilah kita sebagai
kaum muslim berintelektual membangun peradaban islam yang baldatun, toyibatun, warabbun
ghofur. Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang
kemudian diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan
datang.
Daftar
Pustaka
Rohman, Roli Abdur. 2008. Menjaga
Aqidah dan Akhlaq 1. Erlangga. Jakarta
Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2011. Syarah
Aqidah Ahlus Sunah wal Jama’ah. Pustaka Imam Asy Syafi’i. Jakarta
Daudy, Ahmad. 1997. Kuliah
Aqidah Islam. Bulan Bintang. Jakarta
Bang izin ngutip yaa :)
BalasHapusAssalamu'alaikum, Maaf Bang izin mengutip dan mempelajarinya
BalasHapusIzin ngutip bang jago :v
BalasHapusizin ngutip buat tugas
BalasHapus